Bagdad (بغداد) adalah ibu kota
Irak dan provinsi
Bagdad. Bagdad adalah kota terbesar kedua di Asia Barat
Daya setelah Teheran, dengan populasinya pada 2003 diperkirakan mencapai
5.772.000. Terletak pada Sungai Tigris pada 33°20 utara dan 44°26 timur,
kota ini dulunya pernah menjadi pusat peradaban Islam
Sejarah
Kota Bagdad didirikan di tepi
barat Tigris di suatu waktu antara tahun 762 dan 767 oleh kekholifahan
Abbasiyah yang dipimpin oleh Kalifah
al-Mansyur. Kota ini
kemungkinan dibangun di bekas sebuah perkampungan Persia. Kota
ini menggantikan Ctesiphon, ibu kota Kekaisaran
Persia dan Damaskus sebagai ibu kota sebuah kekaisaran Muslim yang mencakup
wilayah dari Afrika Utara hingga Persia. Asal
mula namanya tidak diketahui pasti: ada yang percaya ia berasal dari bahasa Persia
untuk "pemberian Tuhan" ("bag" (Tuhan) dan "dad"
(pemberian)), sementara yang lainnya yakin bahwa ia berasal dari sebuah kalimat
dalam bahasa Aramaik yang berarti "kandang domba." Sebuah
dinding yang melingkar dibangun di sekeliling kota ini sehingga Bagdad dikenal
sebagai "Kota Bulat".Dikitari 3 tembok benteng, kota ini terbagi jadi 4 bagian sama, dengan 4 jalan utama dari istana kholifah ke arah masjid agung dan terus menyebar ke seluruh Iraq. Meliputi kira-kira 2 mil pada tepi timur antara gerbang alun-alun al-Mu'azzam di utara dan alun-alun ash-Shorqui di selatan, pada zaman modern pun kota kuno Bagdad masih bisa dikenali dalam istana Abbasiyah dari akhir abad ke-12 atau 13, dalam basaar-basaar penuh tembaga dan emas, serta di masjid dan pemandian umum, yang dibangun 4 abad kekuasaan kerajaan Ottoman (1535-1918).
Bentuk melingkar Bagdad tentu saja merupakan bukti bahwa ia mencontoh daripada kota-kota Persia seperti Firouzabad di Persia. Malah kini diketahui bahwa kedua desainer yang disewa al-Mansyur untuk merencanakan kota tersebut adalah Nowbakht, mantan Zoroastrian Persia, dan Mashallah, seorang bekas Yahudi dari Khorasan, Iran. (hal. 10)
Perkembangan awal
Dalam jangka waktu satu
generasi sejak didirikan, Bagdad telah menjadi pusat pendidikan dan perdagangan.
Beberapa sumber memperkirakan ia hanya memiliki lebih dari sejuta penduduk,
meski yang lainnya menyatakan bahwa angka sebenarnya bisa jadi hanya sebagian
dari jumlah tersebut. Sebagian besar penduduknya berasal dari seluruh Iran terutama dari Khorasan.
Banyak dari kisah-kisah dalam Seribu Satu
Malam berlokasi di Bagdad pada periode ini—yang disebut
"Madinat as-Salam" ("Kota Kedamaian") oleh Shahrazad—dan mengisahkan
pemimpinnya yang paling dihormati, Kalifah kelima, Harun
al-Rashid. Kisah Seribu Satu Malam, termasuk cerita Sindbad yang
termasyhur, melambangkan kehebatan budaya Bagdad selama masa keemasannya
sebagai pemimpin dunia Arab dan Islam yang diakui.Pada abad ke-8 dan 9, Bagdad dianggap sebagai kota terkaya di dunia. Para pedagang Tiongkok, India, dan Afrika Timur bertemu di sini, bertukaran benda-benda kebudayaannya dan melambungkan Bagdad menjadi renaisans intelektual. Rumah sakit dan observatorium dibangun; para penyair dan seniman dibina; dan karya besar Yunani diterjemahkan ke bahasa Arab.
Bagdad adalah salah satu dari kota terbesar dan paling kosmopolitan di dunia dan menjadi rumah bagi umat Muslim, Kristiani, Yahudi dan penganut paganisme dari seluruh Timur Tengah dan Asia Tengah.
Penguasa pada masa-masa awal
Populasi Bagdad berada pada
jumlah sekitar 300.000 dan 500.000 pada abad ke-9.
Pertumbuhan pesat Bagdad pada awal telah melambat akibat dari masalah dalam
Kekholifahan, termasuk pemindahan ibu kota ke Samarra
(antara 808–819 dan 836–892), hilangnya
provinsi-provinsi barat dan paling timur, dan masa dominasi politik oleh para Buwayhid Iran (945–1055) dan bangsa Turki Seljuk
(1055–1135). Panen yang rusak
dan perselisihan intern membuatnya runtuh. Meskipun begitu, kota ini tetap
merupakan satu daripada pusat kebudayaan dan perdagangan dunia Islam hingga 10 Februari
1258 ketika ia dirusak
bangsa Mongol
di bawah Hulagu Khan.
Para suku Mongol membunuh 800.000 penduduk kota, termasuk Kalifah Abbasiyah Al-Musta'sim,
dan merusak sebagian besar kota. Kanal dan tanggul-tanggul yang membentuk sistem irigasi
kota juga turut hancur. Perebutan Bagdad mengakhiri
era Kekholifahan Abbasiyah, sebuah pukulan keras yang tak pernah dipulihkan
peradaban Arab.Bagdad pun dipimpin oleh Il-Khanidd, penguasa Iran berbangsa Mongol. Pada 1401, Bagdad dirusak kembali oleh bangsa Mongol di bawah pimpinan Timur ("Tamerlane"). Ia menjadi ibu kota provinsi yang dipimpin dinasti-dinasti Jalayirid (1400–1411), Qara Quyunlu (1411–1469), Aq Quyunlu (1469–1508), dan Safavid (1508–1534). Pada 1534, Bagdad direbut bangsa Turki Ottoman. Di bawah kekuasaan mereka, Bagdad mengalami masa-masa suram, di antaranya karena perselisihan antara penguasanya dengan Persia. Untuk suatu saat, Bagdad merupakan kota terbesar di Timur Tengah sebelum posisinya diambil alih Konstantinopel pada abad ke-16.
Kemerdekaan
Bagdad tetap dikuasai Kerajaan
Ottoman hingga terbentuknya kerajaan Irak di bawah kekuasaan Britania Raya
pada 1921,
yang kemudian dilanjutkan dengan kemerdekaan resmi pada 1932 dan kemerdekaan penuh
pada 1946.
Pengaruh Eropa ini juga mengubah wajah kota. Pada tahun 1920, Bagdad - yang
tumbuh dari lokasi tertutup seluas 254 mil persegi (657 km²) - menjadi ibu kota
negara baru Irak.Populasi kota tumbuh dari sekitar 145.000 pada 1900 menjadi 580.000 pada 1950. Pada tahun 1970-an, Bagdad mengalami masa kemakmuran dan pertumbuhan karena tajamnya kenaikan harga minyak, ekspor utama Irak. Infrastruktur baru dibangun pada saat ini termasuk saluran pembuangan modern, air, dan jalan tol. Namun Perang Iran-Irak pada tahun 1980-an merupakan masa yang sulit bagi Bagdad karena uang digunakan untuk membiayai pasukan tentara dan ribuan penduduk kota meninggal. Iran melancarkan beberapa serangan rudal terhadap Bagdad, meski serangan tersebut hanya menyebabkan kerusakan kecil dan sedikit korban saja.
Konflik dengan Amerika
Perang Teluk Persia pada 1991 mengakibatkan
kerusakan parah terhadap Bagdad, khususnya infrastruktur transportasi, energi
dan kebersihannya. Meskipun begitu, Presiden AS
George H. W. Bush memutuskan agar pasukan AS
tidak memasuki Bagdad dan merebutnya – dan dengan itu meninggalkan Saddam
Hussein dalam tonggak kekuasaan – hal ini mungkin disebabkan
kemungkinan akan adanya korban sipil yang besar dari melakukan serangan ke kota tersebut.Bagdad dibom secara besar-besaran pada Maret dan April 2003 dalam invasi AS terhadap Irak 2003, dan jatuh di bawah kekuasaan Amerika Serikat pada sekitar tanggal 7 April-9 April. Kerusakan tambahan juga disebabkan penjarahan besar-besaran pada beberapa hari setelah berakhirnya perang. Setelah jatuhnya rezim Saddam, kota ini pun dikuasai oleh pasukan AS. Akhirnya kekuasaan berpindah kepada pemerintah sementara pada akhir Juni 2004.
Hingga kini Bagdad masih termasuk berbahaya bagi penduduknya karena kriminalitas merajalela di kota tersebut. Selain itu, aliran listrik juga masih terbatas dan menyebabkan warga menjadi tidak sabar dengan invasi AS terhadap Irak.
Penduduk
Pada 2003, Bagdad dihuni
sekitar 5,7 juta penduduk.
Budaya
Bagdad telah lama memainkan
peranan penting dalam kehidupan kebudayaan Arab dan sejak dulu merupakan
kampung halaman penulis-penulis, musisi dan artis visual terkenal.
Institusi
Beberapa di antara institusi
kebudayaan penting di Bagdad termasuk:- Orkestra
Nasional Irak.
- Teater
Nasional Irak.
Pemandangan yang menarik dan
monumen-monumen penting
Tempat-tempat yang menarik
termasuk Museum Nasional Irak, di
mana koleksi artifak-artidak yang tak ternilai dijarah pada saat invasi pada 2003, gerbang Tangan Kemenangan, dan Kebun binatang Bagdad.
Ribuan manuskrip kuno di Perpustakaan negara rusak ketika bangunan tersebut
dibakar pada masa Perang Teluk Persia kedua. Mesjid Al Khadimiya di
barat laut Bagdad adalah salah satu bangunan keagamaan Syiah terpenting di
Irak. Ia selesai dibangun pada 1515 dan Imam ke-7 (Musa ibn
Jafar al-Kazim) dan ke-9 (Mohammad al-Taqi)
dimakamkan di sini.Salah satu bangunan tertua adalah Istana Abbasiyah yang dibangun pada abad ke-12 atau abad ke-13.
Sumber : Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar